Nama Kegunaan Pakaian Adat Karo
Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam pakaian adat karo yang kita kenal, seperti:
- Uis nipes : Untuk tudung, “maneh-maneh” (kado untuk perempuan), untuk mengganti pakaian orang tua (pihak perempuan) dan sebagai alas “pinggan pasu” (piring) pada saat memberikan mas kawin dalam upacara adat.
- Uis julu : Untuk sarung, “maneh-maneh”, untuk mengganti pakaian orang tua (untuk laki-laki) dan selimut.
- Gatip gewang : Untuk menggendong bayi perempuan dan “abit” (sarung) laki-laki
- Gatip jongkit : Untuk “gonje” (sarung) upacara adat bagi laki-laki dan selimut bagi “kalimbubu” (paman).
- Gatip cukcak : Kegunaannya sama dengan gatip gewang, bedanya adalah gatip cukcak ini tidak pakai benang emas.
- Uis pementing : Untuk ikat pinggang bagi laki-laki
- Batu jala : Untuk tudung bagi anak gadis pada pesta “guro-guro aron”. Boleh juga dipakai laki-laki, tapi harus 3 lapis, yaitu: uis batu jala, uis rambu-rambu dan uis kelam-kelam.
- Uis arinteneng : Sebagai alas waktu menjalankan mas kawin dan alas piring tempat makan pada waktu “mukul” (acara makan pada saat memasuki pelaminan), untuk memanggil roh, untuk “lanam” (alas menjunjung kayu api waktu memasuki rumah baru), untuk “upah tendi” (upah roh), diberikan sebagai penggendong bayi dan alas bibit padi
- Uis kelam-kelam : Untuk tudung orang tua, untuk “morah-morah” (kado untuk laki-laki), dan boleh juga dipakai oleh laki-laki dalam upacara adat, tapi disertai batu jala dan rambu-rambu.
- Uis cobar dibata : Untuk upacara kepercayaan, seperti “uis jinujung”, “berlangir” dan “ngelandekken galuh”.
- Uis beka buluh : Untuk “bulang-bulang” diikatkan di kepala laki-laki pada upacara adat.
- Uis gara : Untuk penggendong anak-anak, tudung untuk orang tua dan anak gadis.
- Uis jujung-jujungen : Untuk melapisi bagian atas tudung bagi kaum wanita yang mengenakan tudung dalam upacara adat.
0 komentar:
Post a Comment